May 22, 2015, by International students
You’ll never run alone: Jalan-Jalan dengan Fakultas Pendidikan ke Liverpool
Mei lalu, kami tamasya ke Kota Liverpool. Karya wisata kali ini diadakan oleh Fakultas Pendidikan sebagai bagian dari kegiatan sosial mahasiswa. Setiap semester memang sering ada karya wisata semacam ini. Tamasya-tamasya seperti ini memang kesempatan bagi mahasiswa untuk merasakan budaya Inggris sekaligus melarikan diri dari kehidupan S2 dan tugas-tugas! Yang jauh lebih baik lagi adalah, tamasya-tamasya macam ini gratis! Meskipun demikian, jumlah pesertanya terbatas. Jadi, kalau ingin ikut harus rajin-rajin cek email universitas, dan daftar, karena kuotanya selalu cepat terisi.
Untuk tamasya ke Liverpool ini, saya sangat gembira karena saya bisa pergi bersama kawan-kawan sekelas saya: Alia, Heng, Melody, Meng Pei dan Chacko. Kami sampai Liverpool sekitar jam 11. Kami punya waktu sekitar 7 jam, sebelum bisa pulang jam 6 sore. Tempat kami turun, Albert Dock, merupakan tempat yang strategis, karena di sekitarnya ada banyak museum. Menyadari bahwa kami tidak punya banyak waktu, kami memutuskan, bahwa kami hanya bisa mengunjungi 2 tempat. Karena tempat sama yang ingin kami kunjungi adalah Merseyside Maritime Museum, yang di lantai atasnya terdapat International Slavery Museum, kami pun mengunjungi museum tersebut. Setelah sekitar 2,5 jam berkeliling museum dan melihat koleksi kemaritiman UK sejak sekitar Perang Dunia I, kami pun menuju tujuan wisata kedua. Melody, Meng Pei dan Chacko memilih mengunjungi Museum The Beatles, sedangkan Heng ingin melihat Liverpool Cathedral, sedangkan Alia dan saya memutuskan untuk mengunjungi Anfield, stadium klub sepak bola Liverpool FC.
Saya sangat gembira berkesempatan mengunjungi stadium ini karena ketika masih SMA, saya adalah penggemar berat Liverpool! Bahkan, Liverpool merupakan kota pertama di luar Indonesia yang sangat ingin saya kunjungi. alia juga sangat gembira, karena dia belum pernah mengunjungi Anfield. Kami sampai di sana pukul 3.40. Sayangnya, tur stadium terakhir adalah jam 3.30. Kami sebenarnya tidak diijinkan mengikuti tur tersebut sampai Alia, mencoba bernegosiasi dengan bilang bahwa saya dari Indonesia dan merupakan fans berat Liverpool. Mendengar cerita Alia, ibu resepsionis yang baik itu pun mengijinkan kami mengikuti tur! Kami berkeliling stadium dan saya mengambil foto sebanyak mungkin. Untuk saya, ini benar-benar impian yang menjadi kenyataan!
Sebelum jam 5, kami pun selesai jalan-jalan dan bertemu dengan teman-teman lainnya jam 5:15 untuk makan malam. Kami sangat kelapan, dan makan sambil ngobrol sampai tidak sadar bahwa saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 6 dan Lucy, pihak fakultas yang mendampingi perjalanan kami sudah mengontak kami. Tidak ada pilihan lain, dengan perut penuh, kami pun lari ke tempat parkir yang lumayan jauh jaraknya dari tempat kami makan. Untungnya, kami sampai sebelum bus meninggalkan kami! Wisata ke Liverpool ini telah menyadarkan saya, bahwa berada di Inggris dengan teman-teman sekelas saya yang hebat ini, baik secara nyata maupun figuratif, baik dalam mengejar bus maupun mengejar deadline esai maupun main, kami bukan hanya jalan, tapi juga lari. Dan yang jauh lebih baik dari itu semua adalah, dengan teman-teman sekelas yang hebat seperti mereka, saya beruntung tidak pernah berlari sendirian!
Puput Arfiandhani, adalah mahasiswa Indonesia jurusan MA in Teaching English to Speakers of Other Languages (TESOL) di University of Nottingham.
This post is also available in: English
No comments yet, fill out a comment to be the first
Leave a Reply